Kenapa Body Dysmorphic Disorder disebut sebagai Gangguan Psikologi yang Rentan Dialami Remaja
Bukan Hanya Fase Pubertas, Inilah Alasan Mengapa Remaja Rentan terhadap Gangguan Dismorfik Tubuh!
Body Dysmorphic Disorder (BDD), atau yang sering disebut Gangguan Dismorfik Tubuh, adalah suatu kondisi psikologis yang dapat memengaruhi siapa saja, tetapi remaja, khususnya perempuan, cenderung lebih rentan terhadap gangguan ini. Jika kita melihat lebih dekat, ada beberapa alasan yang mungkin menjelaskan mengapa BDD lebih sering ditemui pada remaja perempuan.
Sebagai seorang remaja, kamu sedang melewati fase perkembangan identitas yang sangat signifikan. Pada masa ini, kamu mulai merasakan perubahan fisik dan mencoba mencari jati diri. Jika terdapat ketidakpuasan terhadap penampilan fisik, ini dapat menjadi pemicu bagi perkembangan BDD.
Media sosial juga memainkan peran penting dalam memberikan pengaruh pada persepsi diri. Kamu sering terpapar pada standar kecantikan yang tidak realistis, gambar-gambar yang seringkali disunting secara digital dapat menciptakan perbandingan yang tidak sehat. Pembandingan ini dapat menyebabkan ketidakpuasan terhadap penampilan dan meningkatkan risiko untuk mengembangkan BDD.
Tidak hanya itu, tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang ditetapkan oleh masyarakat juga dapat menjadi beban ekstra. Persepsi yang berlebihan terhadap kecantikan dapat menjadi obsesi, dan ketidakpuasan terhadap penampilan mungkin menjadi pemicu terjadinya BDD.
Perubahan hormonal yang signifikan selama masa pubertas juga dapat mempengaruhi suasana hati dan citra tubuhmu. Fluktuasi hormon yang besar dapat meningkatkan kepekaan terhadap perubahan fisik dan memicu kecemasan terkait penampilan.
Pengalaman stres atau trauma juga dapat menjadi faktor yang memicu perkembangan BDD. Saat menghadapi stres atau trauma, BDD mungkin menjadi suatu mekanisme koping yang muncul sebagai tanggapan terhadap perasaan tersebut.
Terakhir, mungkin juga ada kurangnya keterampilan dalam mengelola stres di kalangan remaja. BDD mungkin menjadi cara untuk mencoba mengatasi perasaan-perasaan tersebut, meskipun pada kenyataannya, itu hanya akan menjadi sumber stres tambahan.
Sebagai catatan penting, tidak semua remaja akan mengalami BDD, dan faktor-faktor di atas hanya memberikan gambaran umum tentang mengapa BDD bisa menjadi masalah khusus pada kelompok usia ini. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala BDD, sangat penting untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater untuk evaluasi dan perawatan yang tepat.
Kesimpulannya, Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah gangguan psikologis yang dapat mempengaruhi remaja, terutama perempuan, dengan sejumlah faktor yang menjelaskan kerentanan mereka terhadap gangguan ini. Perkembangan identitas, pengaruh media sosial, tekanan standar kecantikan, perubahan hormonal selama pubertas, pengalaman stres atau trauma, dan kurangnya keterampilan mengelola stres merupakan elemen-elemen kunci yang dapat memicu perkembangan BDD pada remaja.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu unik, dan tidak semua remaja akan mengalami BDD. Meskipun demikian, jika seseorang mengalami gejala BDD, penting untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater. Melalui pendekatan holistik dan terfokus pada individu, masalah psikologis seperti BDD dapat diatasi.
Di Assessment Indonesia, kami siap menjadi mitra dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah psikologis yang mungkin kamu hadapi. Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional jika kamu merasa membutuhkannya. Kami ada di sini untuk mendukung perjalanan kesehatan mentalmu.
Referensi :
Veale, David & Fairburn, Jessica. 2023. Body Dysmorphic Disorder: A Guide for Clients, Families, and Clinicians.
Comments
Post a Comment