Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya Body Dysmorphic Disorder

 Bukan Cuma Obsesi, Ini Alasan Kenapa Body Dysmorphic Disorder (BDD) Menghancurkan Hidup Sosialmu!



Body Dysmorphic Disorder (BDD) merupakan suatu gangguan mental yang melibatkan persepsi terdistorsi terhadap penampilan fisik seseorang. Individu yang mengalami BDD cenderung memiliki kekhawatiran yang berlebihan terhadap cacat yang sebenarnya tidak ada atau sangat kecil. Dalam konteks ini, akan diuraikan lebih lanjut mengenai gejala yang mungkin muncul, penyebab yang mungkin menjadi pemicu, serta berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi Body Dysmorphic Disorder.


Gejala Body Dysmorphic Disorder (BDD)


Obsesi terhadap Penampilan

Individu dengan BDD cenderung memiliki obsesi yang mendalam terhadap cacat yang sebenarnya tidak ada atau sangat kecil pada penampilan fisik mereka. Obsesi ini dapat mengarah pada perubahan perilaku yang signifikan.


Ketidakpuasan yang Intens

Gejala BDD mencakup tingkat ketidakpuasan yang intens terhadap penampilan fisik, bahkan jika tidak ada orang lain yang melihat atau memperhatikan kecacatan yang dirasakan. Tingkat kecemasan dan ketidakpuasan ini dapat mengganggu kesejahteraan sehari-hari.


Perilaku Kompulsif

BDD seringkali disertai dengan perilaku kompulsif, seperti memeriksa cermin berulang-ulang, menyembunyikan bagian tubuh tertentu, atau bahkan mencoba mengoreksi kecacatan yang dirasakan dengan berbagai cara yang mungkin tidak realistis.


Gangguan Fungsi Sosial

Dampak BDD dapat terlihat dalam gangguan fungsi sosial, di mana individu mungkin merasa malu, enggan berinteraksi dengan orang lain, atau bahkan menghindari situasi sosial tertentu.


Penyebab Body Dysmorphic Disorder (BDD)


Faktor Genetik


Ada bukti bahwa faktor genetik dapat berperan dalam munculnya BDD. Riwayat keluarga dengan gangguan serupa dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan BDD.


Gangguan Kimiawi Otak


Ketidakseimbangan zat kimia otak, terutama serotonin, telah dikaitkan dengan perkembangan BDD. Perubahan kimia ini dapat mempengaruhi mood dan persepsi diri.


Pengalaman Traumatik


Beberapa individu dengan BDD mungkin memiliki pengalaman traumatis terkait penampilan fisik mereka, seperti pelecehan atau ejekan, yang dapat menjadi pemicu munculnya gangguan ini.


Tekanan Budaya dan Media 


Standar kecantikan yang tidak realistis yang diterapkan oleh media sosial dan industri kecantikan dapat memberikan tekanan ekstra pada individu untuk mencapai penampilan yang dianggap "sempurna."


Cara Mengatasi Body Dysmorphic Disorder (BDD)


1. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT): CBT merupakan pendekatan terapi yang terbukti efektif dalam mengobati BDD dengan fokus pada mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif terkait penampilan.


2. Obat-obatan: Beberapa obat, seperti serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), dapat membantu mengurangi gejala BDD dengan memengaruhi keseimbangan zat kimia otak.


3. Dukungan Sosial: Dukungan dari keluarga dan teman-teman memiliki peran penting dalam membantu individu mengatasi BDD. Lingkungan yang mendukung dapat memberikan kekuatan dan pengertian.


4. Pendidikan dan Kesadaran: Pendidikan mengenai BDD dan meningkatkan kesadaran akan keindahan yang beragam dapat membantu mengurangi tekanan sosial terkait penampilan.


5. Intervensi Psikososial: Terapi kelompok atau dukungan bersama dengan individu lain yang mengalami masalah serupa dapat memberikan dukungan tambahan dan memfasilitasi pertukaran pengalaman.


Penting untuk diingat bahwa setiap individu berbeda, dan pendekatan perawatan yang efektif dapat bervariasi. Konsultasi dengan profesional kesehatan mental adalah langkah kritis dalam menetapkan diagnosis yang tepat dan merancang rencana perawatan yang sesuai.


Dalam rangkaian ini, kita telah menjelaskan Body Dysmorphic Disorder (BDD) sebagai gangguan mental yang ditandai oleh persepsi terdistorsi terhadap penampilan fisik. Gejala melibatkan obsesi, ketidakpuasan yang intens, perilaku kompulsif, dan gangguan fungsi sosial. Penyebabnya dapat berkaitan dengan faktor genetik, gangguan kimia otak, pengalaman traumatis, serta tekanan budaya dan media.


Untuk mengatasi BDD, berbagai pendekatan telah disarankan, termasuk Terapi Kognitif-Perilaku (CBT), penggunaan obat-obatan, dukungan sosial, pendidikan dan kesadaran, serta intervensi psikososial. Pentingnya mencari bantuan profesional dan mendapatkan dukungan dari lingkungan sosial tidak dapat diabaikan.


Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala Body Dysmorphic Disorder, konsultasikan dengan profesional kesehatan mental. Assessment Indonesia adalah biro psikologi yang menyediakan berbagai layanan psikologi untuk memenuhi kebutuhanmu. Temukan solusi dan dukungan yang tepat untuk kesejahteraan mentalmu di website Assessment Indonesia. Ingatlah, perjalanan menuju kesehatan mental yang baik dimulai dengan langkah pertama.





Referensi : 


M. E. Carr, Anke & Etc. 2010. Body Dysmorphic Disorder: A Treatment Manual.


Comments