Body language yg sering disalahartikan
Pernahkah kamu mendapati dirimu menilai seseorang hanya dari bahasa tubuhnya? Tak dapat dipungkiri, body language atau bahasa tubuh memainkan peran penting dalam komunikasi sehari-hari kita. Namun, tahukah kamu bahwa banyak asumsi yang salah tentang apa yang sebenarnya disampaikan oleh ekspresi tubuh seseorang?
Mitos 1: Bersikap Terbuka Selalu Berarti Percaya Diri
Salah satu mitos paling umum adalah mengasosiasikan sikap terbuka dengan kepercayaan diri yang tinggi. Ketika seseorang menghadapmu, tersenyum, dan membuka lengan mereka, bukankah itu pertanda bahwa mereka percaya diri? Tidak selalu begitu. Meskipun sikap terbuka bisa menunjukkan rasa nyaman, dalam banyak kasus, orang melakukannya untuk menutupi ketidakpastian atau rasa tidak nyaman. Psikolog menyebutnya sebagai "self-soothing behavior."
Seseorang yang merasa cemas atau ragu seringkali akan mencoba meyakinkan dirinya sendiri dengan bersikap terbuka. Mereka mungkin merasa perlu untuk "menyembunyikan" ketidakpastian mereka dari orang lain, sehingga berusaha tampil percaya diri. Jadi, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya berdasarkan sikap terbuka seseorang.
Mitos 2: Melihat ke Bawah adalah Tanda Kebohongan
Mungkin kamu pernah mendengar bahwa seseorang yang sering melihat ke bawah saat berbicara sedang berbohong. Ini adalah salah satu mitos paling umum terkait body language. Sebenarnya, pandangan ke bawah bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti kecemasan, keragu-raguan, atau bahkan hanya karena seseorang sedang mencoba mengingat sesuatu.
Saat kita merasa tertekan atau khawatir, otak kita seringkali mencari jawaban di dalam diri sendiri, dan ini bisa tercermin dalam gerakan mata. Jadi, jangan terburu-buru menilai seseorang sebagai pembohong hanya karena mereka melihat ke bawah. Perhatikan konteks dan isyarat lain yang mungkin ada.
Mitos 3: Melipat Tangan Selalu Menandakan Ketidaksetujuan
Melipat tangan adalah salah satu ekspresi tubuh yang sering disalahartikan. Banyak yang mengira bahwa ketika seseorang melipat tangan, itu berarti mereka tidak setuju atau merasa defensif. Namun, ini tidak selalu benar. Melipat tangan bisa juga merupakan tanda bahwa seseorang sedang mendengarkan dengan penuh perhatian.
Saat seseorang melipat tangan di depan dada mereka, hal ini bisa saja menunjukkan bahwa mereka sedang memproses informasi dengan serius. Ini adalah contoh bagaimana body language bisa sangat kontekstual. Untuk memahami apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh seseorang yang melipat tangan, kamu perlu mempertimbangkan situasinya secara keseluruhan.
Mitos 4: Sorot Mata yang Intens Berarti Ketertarikan Romantis
Mitos terakhir yang ingin kita bahas adalah pandangan mata intens yang sering dianggap sebagai tanda ketertarikan romantis. Ini adalah klise dalam banyak film dan cerita cinta. Namun, dalam kehidupan nyata, pandangan mata intens bisa memiliki banyak arti yang berbeda.
Sebenarnya, pandangan mata intens bisa menunjukkan ketertarikan, tetapi juga bisa menandakan banyak emosi lain, seperti kebingungan, marah, atau bahkan hanya fokus. Jadi, jangan langsung berasumsi bahwa seseorang yang menatapmu intens adalah peminat rahasia.
Menginterpretasikan body language bukanlah ilmu pasti. Ini adalah seni yang penuh nuansa dan sangat kontekstual. Mitos-mitos di atas adalah contoh bagaimana kita seringkali salah dalam menilai apa yang sebenarnya disampaikan oleh bahasa tubuh seseorang. Untuk memahami orang lain dengan lebih baik, penting untuk selalu berusaha memahami konteks dan mencari isyarat-isyarat lain yang mungkin ada. Dengan lebih memahami body language dan psikologinya yang mendalam, kita dapat menjadi komunikator yang lebih baik dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan orang lain. Ingatlah, setiap orang unik, dan tidak ada patokan pasti dalam membaca bahasa tubuh mereka. Jadi, selalu terbuka untuk berdialog dan bertanya saat kamu merasa ada ketidakjelasan.
Referensi :
Sulistyowati, dkk. 2022. Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam Perspektif Psikologi.
Comments
Post a Comment