Perasaan kekecewaan yang berlebih bisa jadi faktor penyebab Entitlement Mentality?

Bukan Sekadar Emosi Negatif, Ternyata Kekecewaan Bisa Mengubah Kepribadianmu!


Perasaan kekecewaan adalah emosi manusia yang umum dan alami ketika harapan atau ekspektasi tidak terpenuhi. Namun, ketika perasaan ini berubah menjadi kekecewaan yang berlebihan, dapat memiliki dampak yang lebih luas pada perilaku dan pola pikir seseorang. Salah satu hasil yang mungkin adalah munculnya mentalitas entitlement atau rasa memiliki hak istimewa. 


Perasaan Kecewa 

Siapa kah yang tidak pernah merasa kecewa atau bahkan tak bisa kecewa? Tentu jawabannya tidak mungkin bukan? Yang ada seberapa besar rasa kecewa itu saja. Namun ketika perasaan kekecewaan yang berlebihan sering kali timbul ketika seseorang merasa bahwa dunia seharusnya memenuhi harapan dan keinginannya tanpa adanya usaha atau komitmen. Kegagalan berulang dalam memenuhi harapan ini dapat memicu akumulasi perasaan negatif yang semakin menguat.


Entitlement Mentality

Mentalitas entitlement merujuk pada keyakinan seseorang bahwa mereka berhak mendapatkan perlakuan istimewa, pengakuan, atau pemberian tanpa adanya usaha yang signifikan dari pihak mereka sendiri. Ini bisa mengarah pada perilaku seperti mengabaikan tanggung jawab, merasa tidak puas meski sudah mendapatkan banyak, dan merasa layak mendapatkan lebih dari yang orang lain dapatkan.


Hubungan Antar Keduanya

Secara langsung kedua hal tersebut memiliki keterkaitan antar satu sama lainnya, dimana ketika seseorang dengan entitlement mentality, akan cenderung miliki perasaan kecawa, berikut hubugan lainnya yang sering terjadi dan kita temui : 


1. Ekspresi Emosi Tidak Sehat

Perasaan kekecewaan yang berlebihan bisa mendorong seseorang untuk mengekspresikan emosi dengan cara yang tidak sehat, seperti merasa marah, frustasi, atau bahkan mengamuk, jika harapan mereka tidak terpenuhi. Hal ini dapat menguatkan pandangan bahwa dunia harus patuh pada keinginan mereka.


2. Ketidakrealistisan Ekspektasi

Orang dengan perasaan kekecewaan berlebih cenderung memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap diri sendiri dan dunia di sekitar mereka. Mereka mungkin merasa bahwa mereka layak mendapatkan segala hal tanpa mempertimbangkan upaya atau komitmen yang diperlukan.


3. Kurangnya Kepuasan

Ketika perasaan kekecewaan berlebihan terjadi berulang kali, individu cenderung merasa tidak puas dengan hasil yang mereka dapatkan. Mereka mungkin merasa bahwa mereka seharusnya mendapatkan lebih banyak atau lebih baik, tanpa memperhitungkan situasi atau usaha yang telah mereka lakukan.


4. Kehilangan Empati

Mentalitas entitlement dapat mengakibatkan kehilangan empati terhadap orang lain. Seseorang yang terlalu fokus pada kekecewaan dan keinginan pribadinya mungkin kurang peka terhadap perasaan dan perspektif orang lain.


Konsekuensi dan Penanganan

Mentalitas entitlement yang dipicu oleh perasaan kekecewaan berlebih dapat memiliki dampak negatif pada hubungan sosial, produktivitas, dan kesejahteraan individu. Penting untuk mengenali pola pikir ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi perasaan kekecewaan dengan cara yang sehat, seperti berbicara dengan profesional, berlatih pemahaman diri, dan mengembangkan harapan yang realistis.



Perasaan kekecewaan berlebih dapat menjadi faktor penyebab mentalitas entitlement dengan memicu ekspektasi yang tidak realistis dan pandangan bahwa dunia harus memenuhi keinginan individu tanpa usaha. Mengelola perasaan kekecewaan dengan bijak penting untuk mencegah munculnya mentalitas entitlement yang dapat mengganggu hubungan dan kesejahteraan secara keseluruhan.




Referensi : 


Gibson, Lindsay. 2019. Adult Children of Emotionally Immature Parents: How to Heal from Distant, Rejecting, or Self-Involved Parents.




Comments