Ciri-ciri dari entitlement mentality dan bedanya dengan privilege

Sisi Gelap Entitlement Mentality dan Keberuntungan Privilege


Ditengah-tengah masyarakat kini, konsep entitlement mentality dan privilege menjadi topik yang semakin sering diperbincangkan. Keduanya berkaitan erat dengan persepsi dan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan dunia di sekitarnya. Meskipun terlihat serupa dalam beberapa aspek, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk dipahami.


Entitlement Mentality

Entitlement mentality dapat diartikan sebagai sikap atau pandangan seseorang yang merasa berhak mendapatkan perlakuan istimewa, pengakuan, atau keuntungan tanpa perlu usaha atau pengorbanan yang signifikan. Orang yang memiliki entitlement mentality cenderung mengharapkan hal-hal positif tanpa memberikan kontribusi yang sepadan.


Ciri-ciri Entitlement Mentality


1. Harapan Tanpa Usaha

Orang dengan entitlement mentality berharap mendapatkan segala hal dengan mudah tanpa perlu bekerja keras. Mereka merasa bahwa hak istimewa harus diberikan kepada mereka secara otomatis.


2. Rasa Kepentingan Berlebihan

Individu dengan sikap ini cenderung merasa bahwa kebutuhan, keinginan, dan pandangan mereka lebih penting daripada orang lain. Mereka mungkin tidak menghargai perspektif atau hak orang lain.


3. Frustasi Saat Tidak Mendapatkan Yang Diinginkan

Orang dengan entitlement mentality sering merasa marah atau kecewa jika tidak mendapatkan apa yang diinginkan, bahkan jika keinginan tersebut tidak realistis atau tidak sesuai dengan usaha yang telah mereka lakukan.


4. Kurang Empati

Mereka cenderung kurang peka terhadap perasaan atau pengalaman orang lain, karena fokus utama mereka adalah memenuhi keinginan pribadi.


5. Ketidakmampuan Mengatasi Kegagalan

Individu dengan sikap ini mungkin memiliki kesulitan mengatasi kegagalan atau tantangan, karena mereka tidak terbiasa dengan pengalaman tidak mendapatkan yang diinginkan.


Privilege

Privilege merujuk pada hak istimewa atau keuntungan yang diberikan kepada seseorang berdasarkan faktor-faktor tertentu seperti ras, jenis kelamin, kelas sosial, atau latar belakang keluarga. Privilege bisa bersifat inheren atau diperoleh, dan sering kali tidak disadari oleh individu yang memilikinya.


Ciri-ciri Privilege


1. Keuntungan Struktural

Privilege tidak hanya berkaitan dengan individu, tetapi juga terkait dengan struktur sosial yang mendukung keunggulan tersebut. Orang yang memiliki privilege cenderung tidak menyadari keuntungan yang mereka nikmati karena faktor-faktor tertentu.


2. Kesadaran yang Berkembang

Orang-orang yang sadar akan privilege mereka cenderung berupaya memahami pengalaman orang lain yang mungkin tidak memiliki keuntungan yang sama. Mereka lebih mungkin menjadi sekutu dalam perjuangan melawan ketidaksetaraan.


3. Tanggung Jawab Sosial

Mereka yang menyadari privilege mereka sering merasa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan dan ketidaksetaraan yang ada dalam masyarakat.


4. Pengakuan Privilege

Orang dengan privilege mungkin mulai mengakui bahwa keberhasilan mereka juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar usaha pribadi, seperti keberuntungan atau situasi kelahiran.



Entitlement mentality dan privilege memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk dipahami. Entitlement mentality mengacu pada sikap yang merasa berhak mendapatkan segala hal tanpa usaha, sementara privilege adalah hak istimewa yang diberikan oleh struktur sosial. Privilege bisa bersifat tidak disadari, sementara entitlement mentality cenderung lebih terlihat dalam tindakan dan pandangan individu. Memahami perbedaan ini membantu kita merespons isu-isu ketidaksetaraan dan membangun pemahaman yang lebih baik tentang pandangan dunia orang lain.




Referensi : 


Sandel, J. Michael. 2020. The Tyranny of Merit: What's Become of the Common Good?.


Comments