Apa penyebab entitlement mentality?

 Apa Akar Penyebab Entitlement Mentality dalam Masyarakat Modern?


Entitlement mentality atau sikap merasa berhak telah menjadi isu yang semakin meresahkan dalam masyarakat modern. Terlepas dari usia, latar belakang, atau status sosial, banyak individu terjebak dalam pola pikir ini. Namun, penyebab-penyebab yang mendasari fenomena ini lebih kompleks daripada sekadar tuntutan instant gratification.


Krisis Makna dan Identitas


Masyarakat modern sering mengalami krisis makna dan identitas. Dalam era globalisasi dan perubahan cepat, individu mencari cara untuk mengukur nilai mereka. Entitlement mentality mungkin muncul sebagai respons terhadap ketidakpastian dalam menemukan tujuan hidup dan makna yang mendalam. Orang-orang yang merasa kehilangan dalam aspek ini mungkin mencoba mengisi kekosongan itu dengan harapan bahwa kepuasan materi atau perlakuan istimewa akan memberi mereka identitas yang diperlukan.


Pengaruh Konsumerisme Ekstrem


Budaya konsumerisme ekstrem telah mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kepemilikan dan prestise. Media dan iklan sering menampilkan gambaran bahwa memiliki barang-barang mewah atau popularitas adalah indikator utama kesuksesan. Akibatnya, banyak individu mulai merasa berhak atas barang-barang ini sebagai kompensasi atas usaha dan waktu yang diinvestasikan dalam masyarakat konsumeristik ini.


Kurangnya Resiliensi Emosional


Kurangnya kemampuan untuk mengatasi kegagalan atau rintangan dapat memicu sikap merasa berhak. Generasi yang tumbuh dalam lingkungan di mana kegagalan dihindari dan prestasi dihargai tanpa memandang usaha mungkin tidak terbiasa dengan konsep kerja keras dan resiliensi. Ketika mereka menghadapi kesulitan, mereka cenderung merasa bahwa mereka seharusnya mendapatkan hasil yang diinginkan tanpa upaya ekstra.


Efek Media Sosial


Media sosial telah menjadi platform di mana individu dapat memamerkan pencapaian dan kebahagiaan mereka. Namun, ini juga seringkali hanya menampilkan sisi terbaik dari kehidupan mereka. Orang yang mengonsumsi konten ini secara terus-menerus dapat mengembangkan persepsi bahwa semua orang di sekitar mereka mengalami sukses dan kesenangan secara konstan. Dengan demikian, mereka mungkin merasa tidak puas dengan situasi mereka sendiri dan mengembangkan entitlement mentality sebagai cara untuk mencapai 'kebahagiaan' semacam itu.



Entitlement mentality adalah hasil dari faktor-faktor yang lebih dalam daripada sekadar dorongan instan untuk kepuasan. Krisis makna, pengaruh konsumerisme berlebihan, kurangnya resiliensi emosional, dan efek media sosial semuanya berkontribusi pada perkembangan pandangan ini dalam masyarakat modern. Untuk mengatasi fenomena ini, diperlukan pendidikan tentang nilai kerja keras, keberlanjutan emosional, dan penilaian diri yang sehat. Hanya dengan memahami akar penyebabnya, masyarakat dapat bergerak menuju budaya di mana usaha yang lebih besar dihargai lebih dari sekadar harapan tak beralasan.



Supaya tidak ketinggalan konten dan informasi menarik lainnya, kunjungi website kami dan dapatkan informasi berguna!




Referensi : 


Townsend, John. 2015. The Entitlement Cure: Finding Success in Doing Hard Things the Right Way.


Gibson, Lindsay. 2019. Adult Children of Emotionally Immature Parents: How to Heal from Distant, Rejecting, or Self-Involved Parents.



Comments