Apa dampak negatif entitlement mentality?

Siapa Sangka? Orang Sukses Rentan Terperangkap dalam Pola Pikir Berbahaya Ini!



Entitlement mentality, atau pola pikir yang merasa berhak mendapatkan sesuatu tanpa usaha atau kontribusi yang memadai, adalah fenomena psikologis yang dapat mempengaruhi individu dari berbagai latar belakang. Namun, dampaknya dapat terasa lebih kuat pada mereka yang sudah menikmati kehidupan "istimewa". Jika disertai dengan contoh, akhir-akhir ini banyak drama yang membahas bagaimana kehidupan seseorang yang sedari lahir telah menikmati keistimewaan itu akan cenderung miliki entitlement mentality, walaupun tidak dapat dikatakan bahwa semua dari mereka. Akan tetapi kecenderungan tersebut akan terjadi jika tidak adanya penanganan.  Berikut beberapa dampak negatifnya : 


Rasa Kurang Berharga dan Identitas Yang Terdistorsi


Orang yang sudah memiliki kehidupan istimewa seringkali mengalami tekanan batin karena terbebani oleh harapan eksternal maupun internal. Entitlement mentality dapat mengakibatkan mereka merasa bahwa hak istimewa mereka seharusnya lebih besar daripada yang mereka nikmati, yang pada gilirannya mengarah pada perasaan kurang berharga atau takut kehilangan status sosial mereka. Hal ini bisa merusak identitas mereka, mengingat identitas mereka mungkin lebih kuat dikaitkan dengan apa yang dimilikinya ketimbang siapa mereka sebenarnya.


Kurangnya Motivasi untuk Berkembang


Sosok yang hidup dalam kehidupan istimewa seringkali diberikan peluang, sumber daya, dan fasilitas yang tidak tersedia bagi kebanyakan orang. Namun, entitlement mentality dapat meredam motivasi intrinsik untuk berkembang dan meraih pencapaian melalui usaha pribadi. Mereka mungkin merasa bahwa segala sesuatu harus diberikan dengan mudah dan meremehkan pentingnya perjuangan dan kerja keras.


Ketidakmampuan Mengatasi Rintangan


Entitlement mentality dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk mengatasi rintangan dan hambatan dalam hidup. Kehidupan yang istimewa tidak selalu bebas dari masalah, tetapi orang dengan pola pikir semacam ini mungkin tidak terbiasa menghadapi tantangan yang sebenarnya. Ketika mereka dihadapkan pada kesulitan, mereka mungkin merasa frustasi, cemas, atau bahkan putus asa, karena tidak terbiasa mengatasi hambatan.


Kurangnya Empati dan Koneksi Sosial


Entitlement mentality dapat memicu kurangnya empati terhadap mereka yang kurang beruntung atau berada dalam situasi sulit. Individu dengan pandangan ini mungkin cenderung menganggap bahwa orang lain harus mencari jalan keluar sendiri seperti yang mereka anggap telah mereka lakukan. Akibatnya, koneksi sosial mereka dengan masyarakat yang lebih luas bisa menjadi dangkal dan terganggu.


Kerentanan Terhadap Stress Mental


Ironisnya, hidup dalam kondisi istimewa tidak menjamin kesejahteraan mental. Bahkan, ketidakpuasan dan tekanan psikologis bisa lebih besar pada individu dengan entitlement mentality. Perasaan terus-menerus bahwa mereka tidak pernah puas atau tidak pernah mendapatkan cukup dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental mereka.



Entitlement mentality dapat menghasilkan dampak negatif yang signifikan pada individu yang sudah menikmati kehidupan istimewa. Ini bisa merusak kesejahteraan mental mereka, mengganggu identitas dan hubungan sosial, serta menghalangi perkembangan pribadi yang sehat. Penting bagi mereka untuk mengatasi pola pikir ini melalui introspeksi, pengembangan empati, dan penghargaan terhadap nilai kerja keras dan perjuangan. Selain itu, kesadaran akan dampak-dampak ini juga bisa menjadi langkah awal untuk mengurangi gejala entitlement mentality di masyarakat secara keseluruh.


Supaya tidak ketinggalan konten dan informasi menarik lainnya, kunjungi website kami dan dapatkan informasi berguna! 




Referensi : 


Malkin, Craig. 2016. The Entitlement Trap: How to Overcome the Feeling You're Not Good Enough.






Comments

Popular Posts